Translate

Kamis, 10 Oktober 2024

Berjalan Satu Satu

"Kekasih, sebetulnya kita berdua bisa sama sama saling bahagia", ucap perempuan yang enggan menunjukkan mukanya.

"Bahagia seperti apa?", timpal seorang laki-laki yang mulai mendekat satu langkah ke arah perempuan.

Dengan tegas perempuan menjawab, "Bahagia dengan bisa bernafas lega, tidak ada beban batin dan pikiran tenang."

"Dengan apa?", tanya laki-laki yang ingin mengulik lebih jauh.

"Dengan kita sama sama saling tak menyakiti.", jawab perempuan lalu disambung dengan diam seribu bahasa.


-----------


"Menurutmu, apa hal yang menyakitkan selain Perselingkuhan?", laki-laki berganti menyambung pembicaraan.

"Sebetulnya kau bertanya itu padaku, atau pada dirimu sendiri?", timpa perempuan yang mulai menunjukkan wajahnya.

"Entah, kadang aku menjawab ucapanmu dengan umpatan "Terserah!", apakah itu menyakitkan?", tanya laki-laki menodong ingin jawaban.

"Lagi. Kau bertanya itu padaku, atau sebetulnya kau sedang menyadari sesuatu?", balas perempuan yang menahan sesak di dada.

"Entah, terkadang pula aku memutuskan sesuatu tanpa memikirkan dirimu. Terkadang pula aku mengambil langkah tanpa melibatkan keberadaanmu. Apakah itu menyakitkan?", tanya laki-laki sambil menatap wajah perempuan itu dalam dalam.

"Lagi. Sebetulnya kau sudah menyadari, kan?", sahut perempuan setengah emosi.

"Tapi, aku tidak begitu yakin dengan perkiraanku. Apakah kau bisa menyampaikan padaku?", laki-laki bertanya dengan nada lirih. Seperti sedang menanyakan pada dirinya sendiri.

"Kekasih, saat awal kita melangkah dan kau memutuskan untuk membersamaiku. Hal apa yang membuatmu begitu yakin?", introgasi perempuan itu sambil menatap tajam. Hatinya sakit sekali.

"Mungkin, aku sudah tidak menemukan tempat lain yang bisa menerimaku se-apaadanya sepertimu.", tebak si laki-laki.

"Hal apa lagi yang membuatmu begitu yakin bahwa kita takkan berjalan satu satu?", timpa si perempuan dengan menunduk. (Menangis)

"Bukankah sudah menjadi keputusanmu untuk selalu bersamaku? Tanpa tapi, tanpa karena, dan tanpa tanpa tanpa apapun.", perempuan itu terus menghujam kalimat kalimatnya tanpa ia menyadari kerudungnya sudah basah oleh air mata.

(Diam)

"Karena sebetulnya, perempuan tidak lebih kuat dari dirinya sendiri. Perempuan berusaha menjadi kuat karena dirinya sendiri. Jadi, tidak akan ada yang bisa membuatnya lemah. Termasuk kehilangan sesuatu yang sangat berharga baginya."

"Tapi, ada beberapa perempuan yang dia ditakdirkan untuk menjadi Kuat, walau sebetulnya dia amat rapuh dan terluka. Jauh di dalam benaknya, dia hanya menginginkan keberadaannya diakui oleh Kekasihnya. Bukan pengabaian, bukan ketidakpedulian, dan bukan juga Terserah. Atau kau sudah menemukan apa yang kumaksud?", perempuan itu memalingkan muka. Tak siap mendengar jawaban dari laki-lakinya.

"Jadi, sebetulnya kau tidak menginginkan kita berjalan satu satu. Tetapi kau menginginkan Aku lebih melibatkanmu dalam setiap hal yang kulalui.", gumam laki-laki dengan nada tak yakin menyampaikan hal itu.


"Jadi, kau sudah tahu jawabannya apa?", pungkas perempuan dan berlalu pergi.






*Sumber : beban di hati*