NUR CHOLIFAH (140531100097)
ILMU KOMUNIKASI - C
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
Teori-teori
sosial menurut Pierre Bourdieu :
-
Habitus adalah improvisasi yang teratur. Dalam berhubungan dengan
dunia sosial, individu tidak terlepas dari interaksi dan ruang sosial. Untuk
memenuhi syarat atau penerimaan secara sosial, individu harus mempunyai Kapital
dalam memenuhi interaksi dan ruang sosialnya dengan orang lain. Kapital menurut
Bourdieu terdiri dari ekonomi, sosial, budaya, simbolik.
Contoh kapital budaya: seorang mahasiswa yang memiliki habitus
membaca buku, maka ia akan mendapat kapital budaya (pengetahuan) yang tinggi.
Jadi, ketika praktik/diskusi di kelas kuliah, maka akan terlihat banyak
mahasiswa dengan tingkat habitus dan kapital yang berbeda-beda. Bourdieu tidak
membagi manusia menjadi dua kelas seperti Karl Mark, melainkan didefinisikan
dengan habitus. Mahasiswa yang aktif bertanya-menjawab pertanyaan dosen di
kelas adalah mahasiswa yang memiliki kelas sosial yang lebih tinggi daripada
mahasiswa yang pasif. Mahasiswa aktif memiliki habitus membaca buku-buku
ilmiah, sedangkan mahasiswa pasif membaca komik. Disitulah dikatakan bahwa
letak kapital budaya bergantung pada habitusnya.
-
Reproduksi kelas.
Menurut bourdieu adalah dimana satu generasi
dari suatu kelas memastikan bahwa ia mereproduksi dirinya dan meninggalkan hak
istimewanya kepada generasi berikutnya. orang-orang
dari kelas menengah ke atas memberi pendidikan yang tinggi kepada anak-anak
mereka, dengan cara menyekolahkan hingga tingkat atas. Mengapa demikian? Agar
anak-anak mereka dapat memperoleh sesuatu yang nantinya bisa menjadikan
anak-anak mereka tersebut menjadi seperti mereka, yaitu menempati kelas
menengah ke atas. Hal tersebut jauh berbeda dengan anak-anak kelas pekerja. Kemudian,
anak-anak dari orang-orang menengah ke atas tersebut menjadi penguasa, dan
anak-anak dari pekerja mengangggap hal tersebut adalah hal yang wajar, karena
pendidikan anak-anak kelas menengah ke atas tersebut cukup tinggi. Oleh karena itu, anak kelas menengah ke atas tersebut
dapat sukses dalam sistem pendidikan dan mereproduksi kedudukan sosialnya.
Contoh : orang-orang banyak yang berpresepsi bahwa orang
kuliah (mahasiswa) usai wisuda nanti ia pasti mendapat kedudukan sosial yang
tinggi, tapi tidak semuanya seperti itu.
-
Doxa, menurut pandangan Bourdieu adalah kesesuaian struktur
mental dan objektif. Pandangannya mengenai Orthodox
(berpegang teguh pada peraturan/ajaran resmi) dan Heterodox (menyimpang dari kepercayaan resmi) tidak akan memiliki
arti ketika tidak ada pertimbangan alternatif. Bourdieu memperkenalkan kata
doxa yang mengacu pada skema-skema pemikiran dan anggapan yang dialami
sebagaimana sesuatu yang dialami dan terbukti dengan sendirinya sehingga mereka
diterima begitu saja. Doxa terbentuk dari semua sistem klasifikasi yang
menetapkan batasan-batasan pola kesadaran sekaligus menghasilkan kesalahan
pengenalan atas keberubahan-berubahan yang menjadi dasar mereka.
-
Praktik, diskusi tentang modal mengantarkan Bourdieu untuk memikirkan
tentang praktik sebagai rumusan hasil secara luas yang dapat
dikonseptualisasikan baik dalam kerangka individu maupun berbagai kelas.
Pandangan bourdieu mengenai metode generatifnya tersebut didasarkan pada
presentasi timbal balik antara struktur objektif dan subjektif. Praktik sosial memiliki dua dimensi. Dimensi yang pertama
adalah internalisasi segala sesuatu yang dialami dan diamati dari luar diri
pelaku (agents). Dimensi kedua adalah pengungkapan dari segala sesuatu
yang telah terinternalisasi dan menjadi bagian dari diri pelaku.
-
Arena (champ),
dalam banyak hal didefinisikan oleh suatu sistem hubungan-hubungan objektif kekuasaan
antara posisi-posisi sosial yang berhubungan dan suatu sistem hubungan-hubungan
objektif diantara titik-titik simbolis. Konsep arena memang diartikan sebagai
suatu arena kekuatan-kekuatan. Konsep ini dibutuhkan untuk menempatkan arena
sebagai sesuatu yang dinamis suatu arena yang didalamnya bermacam-macam potensi
hadir.
-
Persaingan
dan Strategi, Dalam konsep Bourdieu strategi adalah sesuatu yang
mengarahkan tindakan, tetapi ia bukanlah semata-mata hasil dari suatu
perencanaan yang sadar dan terkontrol oleh si pelaku atau sebaliknya ia
semata-mata hasil dari sesuatu yang mekanis diluar kesadaran individu atau
kelompok.
contoh : dalam persaingan mahasiswa untuk mendapatkan IP
tinggi, maka ia harus memiliki strategi, misalnya belajar, mengerjakan tugas
tepat waktu, kehadiran penuh, dan aktif di kelas kuliah.
-
Dalam Praktik Penelitian, Salah satu ajaran Bourdieu dalam hubungannya dengan praktik penelitian
adalah penekanan pada pentingnya penelitian lapangan. Arena dan habitus
bukanlah konsep yang dapat diterapkan hanya dengan duduk dibelakang meja.
Keduanya merupakan konsep yang baru bermakna jika digunakan dilapangan.
Contoh : di kelas kuliah Pengantar Sosiologi, para mahasiswa telah mendapat
banyak materi dan teori-teori sosial, tapi itu hanya sebatas materi dan teori,
tidak akan mendapat efek secara langsung jika tidak terjun lapangan / terjun
langsung ke masyarakat sekitar, menerapkan teori-teori yang sudah didapat pada
mata kuliah tersebut.
Sumber : Website, Buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar