Translate

Senin, 29 Oktober 2018

Rindu

Hai,
Sapalah aku. Jamahlah keluhanku di blog ini.
Kau tahu, berhari-hari aku diselimuti rasa aneh yang akupun sulit menjelaskannya padamu.
Lagi lagi aku mengeluh dalam lembaran digital ini, menggelikan bukan?
Kurasa kau mengenalku dengan sangat baik kala kita memulai perkenalan hingga canda-canda receh terlontarkan.
Kurasa kau lebih baik dan makin baik dalam mengenalku kala kau katakan kau akan menjagaku selalu dan seketika kujatuh hati padamu.
Jangan kau serius membaca tulisanku.

Aku ingin berbisik lirih, tepat di samping telingamu.
Begini :
"Sayang, mengapa selarut ini aku memikirkan rasa-rasa aneh yang berhari-hari bersamaku? Sayang, kau sering katakan padaku bahwa kutak perlu khawatir apapun terhadapmu.. terhadap kita. Sayang, selarut ini aku memikirkan apa apa yang aku tak mengerti pula. Rasa yang aneh. Kau tahu, apa? Katakan. Ya! Kadang aku merasa kehilanganmu. Waktumu kau gunakan untuk ini itu. Memang, kau berpamit padaku, namun entah, saat itu.. seketika.. rasa aneh menjalar ke seluruh tubuh, hingga ke dalam. Tubuhku menggigil meresponnya. Sayang, aku menjadi takut, sekarang, iya! Takut.. takut rasamu berpindah ke lain tempat. Rasa aneh ini meradang. Sakit sekali kala kugabungkan premis-premis hingga menjadi sebuah konklusi. Sayang, aku takut. Aku takut dengan pikiran dan perasaanku sendiri. Aku takut kala kumemikirkan bahwa kau tak lagi cinta, aku takut kala kumerasakan dirimu tak lagi seperti sayangku yang baru kemarin sore kukenal. Sayang, tengah malam aku memikirkan banyak hal lalu tercabik-cabik tanpa sebab. Bukan dirimu yang salah, hanya aku yang terlalu penakut dan berlebihan dalam membaca prasangka.. prasangka pribadiku. Sayang, kuhendak menyebut ini penyakit apa? AKU RINDU."


Ini aku, kekasihmu.
Sedang apa? Merontah kesakitan dalam sudut malam ditemani keluar-masuknya angin pada lubang ventilasi kamar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar