Translate

Sabtu, 04 April 2015

"Teori-Teori Sosial" (Pierre Bourdieu)

NUR CHOLIFAH (140531100097)
ILMU KOMUNIKASI - C
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA






Teori-teori sosial menurut Pierre Bourdieu :
-                      Habitus adalah improvisasi yang teratur. Dalam berhubungan dengan dunia sosial, individu tidak terlepas dari interaksi dan ruang sosial. Untuk memenuhi syarat atau penerimaan secara sosial, individu harus mempunyai Kapital dalam memenuhi interaksi dan ruang sosialnya dengan orang lain. Kapital menurut Bourdieu terdiri dari ekonomi, sosial, budaya, simbolik.
Contoh kapital budaya:  seorang mahasiswa yang memiliki habitus membaca buku, maka ia akan mendapat kapital budaya (pengetahuan) yang tinggi. Jadi, ketika praktik/diskusi di kelas kuliah, maka akan terlihat banyak mahasiswa dengan tingkat habitus dan kapital yang berbeda-beda. Bourdieu tidak membagi manusia menjadi dua kelas seperti Karl Mark, melainkan didefinisikan dengan habitus. Mahasiswa yang aktif bertanya-menjawab pertanyaan dosen di kelas adalah mahasiswa yang memiliki kelas sosial yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang pasif. Mahasiswa aktif memiliki habitus membaca buku-buku ilmiah, sedangkan mahasiswa pasif membaca komik. Disitulah dikatakan bahwa letak kapital budaya bergantung pada habitusnya.

-                      Reproduksi kelas. Menurut bourdieu adalah dimana satu generasi dari suatu kelas memastikan bahwa ia mereproduksi dirinya dan meninggalkan hak istimewanya kepada generasi berikutnya. orang-orang dari kelas menengah ke atas memberi pendidikan yang tinggi kepada anak-anak mereka, dengan cara menyekolahkan hingga tingkat atas. Mengapa demikian? Agar anak-anak mereka dapat memperoleh sesuatu yang nantinya bisa menjadikan anak-anak mereka tersebut menjadi seperti mereka, yaitu menempati kelas menengah ke atas. Hal tersebut jauh berbeda dengan anak-anak kelas pekerja. Kemudian, anak-anak dari orang-orang menengah ke atas tersebut menjadi penguasa, dan anak-anak dari pekerja mengangggap hal tersebut adalah hal yang wajar, karena pendidikan anak-anak kelas menengah ke atas tersebut cukup tinggi. Oleh karena itu, anak kelas menengah ke atas tersebut dapat sukses dalam sistem pendidikan dan mereproduksi kedudukan sosialnya.
Contoh : orang-orang banyak yang berpresepsi bahwa orang kuliah (mahasiswa) usai wisuda nanti ia pasti mendapat kedudukan sosial yang tinggi, tapi tidak semuanya seperti itu.

-                      Doxa, menurut pandangan Bourdieu adalah kesesuaian struktur mental dan objektif. Pandangannya mengenai Orthodox (berpegang teguh pada peraturan/ajaran resmi) dan Heterodox (menyimpang dari kepercayaan resmi) tidak akan memiliki arti ketika tidak ada pertimbangan alternatif. Bourdieu memperkenalkan kata doxa yang mengacu pada skema-skema pemikiran dan anggapan yang dialami sebagaimana sesuatu yang dialami dan terbukti dengan sendirinya sehingga mereka diterima begitu saja. Doxa terbentuk dari semua sistem klasifikasi yang menetapkan batasan-batasan pola kesadaran sekaligus menghasilkan kesalahan pengenalan atas keberubahan-berubahan yang menjadi dasar mereka.

-                      Praktik, diskusi tentang modal mengantarkan Bourdieu untuk memikirkan tentang praktik sebagai rumusan hasil secara luas yang dapat dikonseptualisasikan baik dalam kerangka individu maupun berbagai kelas. Pandangan bourdieu mengenai metode generatifnya tersebut didasarkan pada presentasi timbal balik antara struktur objektif dan subjektif. Praktik sosial memiliki dua dimensi. Dimensi yang pertama adalah internalisasi segala sesuatu yang dialami dan diamati dari luar diri pelaku (agents). Dimensi kedua adalah pengungkapan dari segala sesuatu yang telah terinternalisasi dan menjadi bagian dari diri pelaku.

-                      Arena (champ), dalam banyak hal didefinisikan oleh suatu sistem hubungan-hubungan objektif kekuasaan antara posisi-posisi sosial yang berhubungan dan suatu sistem hubungan-hubungan objektif diantara titik-titik simbolis. Konsep arena memang diartikan sebagai suatu arena kekuatan-kekuatan. Konsep ini dibutuhkan untuk menempatkan arena sebagai sesuatu yang dinamis suatu arena yang didalamnya bermacam-macam potensi hadir.

-                      Persaingan dan Strategi, Dalam konsep Bourdieu strategi adalah sesuatu yang mengarahkan tindakan, tetapi ia bukanlah semata-mata hasil dari suatu perencanaan yang sadar dan terkontrol oleh si pelaku atau sebaliknya ia semata-mata hasil dari sesuatu yang mekanis diluar kesadaran individu atau kelompok.
contoh : dalam persaingan mahasiswa untuk mendapatkan IP tinggi, maka ia harus memiliki strategi, misalnya belajar, mengerjakan tugas tepat waktu, kehadiran penuh, dan aktif di kelas kuliah.

-                      Dalam Praktik Penelitian, Salah satu ajaran Bourdieu dalam hubungannya dengan praktik penelitian adalah penekanan pada pentingnya penelitian lapangan. Arena dan habitus bukanlah konsep yang dapat diterapkan hanya dengan duduk dibelakang meja. Keduanya merupakan konsep yang baru bermakna jika digunakan dilapangan.

Contoh : di kelas kuliah Pengantar Sosiologi, para mahasiswa telah mendapat banyak materi dan teori-teori sosial, tapi itu hanya sebatas materi dan teori, tidak akan mendapat efek secara langsung jika tidak terjun lapangan / terjun langsung ke masyarakat sekitar, menerapkan teori-teori yang sudah didapat pada mata kuliah tersebut.






Sumber : Website, Buku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar